Pengertian Peserta Didik
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan
fitrahnya.
Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya
dianggap sebagai objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga
mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan, diantaranya adalah dengan
cara melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses belajar
mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai
orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.
Peserta didik adalah setiap manusia yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan
baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan
jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik juga dikenal dengan istilah lain seperti Siswa,
Mahasiswa, Warga Belajar, Pelajar, Murid serta Santri.
1. Siswa adalah istilah bagi peserta didik
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2. Mahasiswa adalah istilah umum bagi
peserta didik pada jenjang pendidikan perguruan tinggi
3. Warga Belajar adalah istilah bagi
peserta didik nonformal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
4. Pelajar adalah istilah lain yang
digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat menengah
maupun tingkat atas
5. Murid memiliki definisi yang hampir sama
dengan pelajar dan siswa.
6. Santri adalah istilah bagi peserta didik
pada jalur pendidikan non formal, khususnya pesantren atau sekolah-sekolah yang
berbasiskan agama Islam.
Pendidikan merupakan bantuan bimbingan yang diberikan
pendidik terhadap peserta didik menuju kedewasaannya. Sejauh dan sebesar apapun
bantuan itu diberikan sangat berpengaruh oleh pandangan pendidik terhadap
kemungkinan peserta didik untuk di didik.
Sesuai dengan fitrahnya manusia adalah makhluk berbudaya,
yang mana manusia dilahirkan dalam keadaan yang tidak mengetahui apa-apa dan ia
mempunyai kesiapan untuk menjadi baik atau buruk.
B. Kebutuhan Peserta Didik
Pemenuhan kebutuhan siswa disamping bertujuan untuk
memberikan materi kegiatan setepat mungkin, juga materi pelajaran yang sudah
disesuaikan dengan kebutuhan biasanya menjadi lebih menarik. Dengan demikian
akan membantu pelaksanaan proses belajar-mengajar. Adapun yang menjadi
kebutuhan siswa antara lain :
1. Kebutuhan Jasmani. Hal ini berkaitan
dengan tuntutan siswa yang bersifat jasmaniah.
2. Kebutuhan Rohaniah. Hal ini berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan siswa yang bersifat rohaniah
3. Kebutuhan Sosial. Pemenuhan keinginan
untuk saling bergaul sesama peserta didik dan Pendidik serta orang lain. Dalam
hal ini sekolah harus dipandang sebagai lembaga tempat para siswa belajar,
beradaptasi, bergaul sesama teman yang berbeda jenis kelamin, suku bangsa,
agama, status sosial dan kecakapan.
4. Kebutuhan Intelektual. Setiap siswa tidak
sama dalam hal minat untuk mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan. Dan peserta
didik memiliki minat serta kecakapan yang berbeda beda. Untuk mengembangkan nya
bisa ciptakan pelajaran-pelajaran ekstra kurikuler yang dapat dipilih oleh
siswa dalam rangka mengembangkan kemampuan intelektual yang dimilikinya.
C. Peserta Didik Sebagai Subjek Belajar
Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Didalam proses
belajar-mengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita dan
memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Jadi dalam
proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan pertama kali adalah peserta
didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan
komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang
tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua
itu harus disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik. Itulah
sebabnya peserta didik merupakan subjek belajar. Ada beberapa hal yang harus
dipenuhi oleh peserta didik sebagai subjek belajar yaitu :
1. Memahami dan menerima keadaan jasmani
2. Memperoleh hubungan yang memuaskan
dengan teman-teman sebayanya.
3. Mencapai hubungan yang lebih “matang”
dengan orang dewasa
4. Mencapai kematangan Emosional
5. Menunjuk kepada keadaan berdiri sendiri
dalam lapangan finansial.
6. Mencapai kematangan intelektual
7. Membentuk pandangan hidup
8. Mempersiapkan diri untuk mendirikan
rumah tangga sendiri.
D. Hakikat Peserta Didik Sebagai Manusia
Ada beberapa pandangan mengenai Hakikat Peserta Didik Sebagai
Manusia yaitu:
1. Pandangan Psikoanalitik
Beranggapan bahwa manusia
pada hakikatnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang
bersifat instingtif.
2. Pandangan Humanistik
Berpendapat bahwa manusia
memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif. Oleh
karenanya dikatakan bahwa manusia itu selalu berkembang dan berubah untuk
menjadi pribadi yang lebih maju dan sempurna
3. Pandangan Martin Buber
Berpendapat bahwa hakikat
manusia tidak dapat dikatakan ini atau itu. Manusia merupakan suatu keberadaan
yang berpotensi, namun dihadapkan pada kesemestaan alam, sehingga manusia itu
terbatas.
4. Pandangan Behavioristik
Pada dasarnya menganggap
bahwa manusia sepenuhnya adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol
oleh faktor-faktor yang datang dari luar.
E. Pengembangan Individu Peserta Didik
Tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan
pada umumnya adalah ingin menciptakan “Manusia Seutuhnya” maksudnya yaitu
manusia yang lengkap, selaras, serasi dan seimbang perkembangan semua segi
kepribadiannya. Manusia seutuhnya adalah individu-individu yang mampu
menjangkau segenap hubungan dengan Tuhan, dengan lingkungan atau alam
sekeliling, dengan manusia lain dalam suatu kehidupan sosial yang konstruktif
dan dengan dirinya sendiri. Individu-individu yang demikian pada dirinya terdapat
suatu kepribadian terpadu baik untuk akal pikiran, perasaan, moral dan
keterampilan (cipta, rasa dan karsa), jasmani maupun rohani yang
berkembang secara penuh.
Ada beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan peserta didik:
1. Aliran Natifisme
Perkembangan individu
semata-mata ditentukan oleh faktor bawaan dan keturunan. Contohnya : wajah dan
perilaku seseorang akan berkembang sesuai dengan wajah dan perilaku orang
tuanya.
2. Aliran Empirisme
Perkembangan individu
semata-mata ditentukan oleh faktor luar atau lingkungan.
3. Aliran Konvergensi
Perkembangan individu
dipengaruhi baik oleh faktor bawaan maupun oleh faktor lingkungan.
F. Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan kelakuan dan
kemampuan yang ada pada peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan
lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih
cita-cintanya. Dengan demikian, penentuan tujuan belajar itu sebenarnya harus
dikaitkan atau disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik itu
sendiri.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam karakteristik
peserta didik yaitu:
1. Karakteristik atau keadaan yang
berkenaan dengan kemampuan awal atau Prerequisite skills, seperti misalnya
kemampuan intelektual, kemampuan berfikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan
dengan aspek psikomotor dan lainnya.
2. Karakteristik yang berhubungan dengan
latar belakang dan status sosial (socioculture)
3. Karakteristik yang berkenaan dengan
perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain.
Pengetahuan mengenai karakteristik peserta didik ini memiliki
arti yang cukup penting dalam interaksi belajar mengajar. Terutama bagi guru,
informasi mengenai karakteristik peserta didik senantiasa akan sangat berguna
dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat
menjamin kemudahan belajar bagi setiap peserta didik.
Adapun Karakteristik Peserta Didik yang mempengaruhi kegiatan
belajar peserta didik antara lain:
1. Kondisi fisik
2. Latar belakang pengetahuan dan taraf
pengetahuan
3. Gaya belajar
4. Usia
5. Tingkat kematangan
6. Ruang lingkup minat dan bakat
7. Lingkungan sosial ekonomi dan budaya
8. Faktor emosional
9. Faktor komunikasi
10. Intelegensia
11. Keselaran
dan attitude
12. Prestasi
belajar
13. Motivasi
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,
Bandung, Remaja Rosda Karya, 1984.
TiarTiara Puspita & Nurul HK
T
0 komentar:
Posting Komentar